Paket Stimulus dan Likuiditas Perbankan Disebut Jadi Pendorong Penciptaan Lapangan Kerja

foto/istimewa

Sekilas.co – Tim Strategi Makro Samuel Sekuritas Indonesia menilai bahwa kombinasi penempatan likuiditas perbankan sebesar Rp200 triliun dengan paket stimulus 8+4+5 senilai Rp16,23 triliun akan menjadi motor utama dalam mendorong penciptaan lapangan kerja di Indonesia.

Paket stimulus senilai Rp16,23 triliun tersebut diproyeksikan tidak hanya menopang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga kesejahteraan rumah tangga sekaligus memperluas kesempatan kerja.

Baca juga:

Rangkaian stimulus yang disebut paket 8+4+5 terdiri dari 8 program percepatan untuk 2025, 4 program yang berlanjut ke 2026, serta 5 program yang diarahkan khusus untuk serapan tenaga kerja. “Fokus utama dari paket ini adalah membuka peluang kerja bagi lebih dari 3,5 juta orang, mencerminkan komitmen pemerintah untuk menjaga konsumsi masyarakat sekaligus memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” tulis Samuel Sekuritas dalam laporan risetnya di Jakarta, Rabu.

Samuel Sekuritas menekankan bahwa rancangan program ini tidak hanya bersifat jangka pendek, melainkan juga menjadi instrumen transformasi struktural. “Penempatan dana Rp200 triliun menjadi bantalan likuiditas, tetapi Program 8+ yang sesungguhnya menerjemahkan dukungan finansial tersebut menjadi manfaat nyata bagi pekerja, pelaku usaha, hingga komunitas,” tulis mereka.

Dari sisi permintaan, stimulus dirancang untuk memperkuat daya beli masyarakat, misalnya lewat bantuan pangan untuk 18,3 juta rumah tangga, perpanjangan fasilitas PPh 21 DTP untuk pekerja di sektor pariwisata dan padat karya, hingga potongan iuran BPJS bagi pengemudi, kurir, dan pekerja logistik. “Langkah ini akan menambah pendapatan yang bisa dibelanjakan, mengurangi beban biaya, sekaligus mendorong konsumsi lintas sektor,” jelasnya.

Di sisi penawaran, paket ini diharapkan mempercepat transformasi ekonomi dengan deregulasi melalui PP 28/2025, penyederhanaan izin usaha, dan membuka peluang investasi baru. Program padat karya berbasis cash-for-work akan menyediakan pekerjaan langsung sambil memperbaiki infrastruktur irigasi, transportasi, dan sanitasi. Sementara itu, program peremajaan pertanian, revitalisasi akuakultur di wilayah Pantura, hingga modernisasi kapal perikanan akan memperluas kapasitas produksi dan daya saing nasional.

Selain itu, inisiatif perumahan melalui BPJS dan KUR Perumahan juga diyakini mampu menggerakkan sektor konstruksi, yang dikenal memiliki efek pengganda besar terhadap industri manufaktur dan jasa.

“Keunggulan paket 8+ terletak pada keselarasan antara intervensi sisi permintaan yang menjaga konsumsi dengan program sisi penawaran yang meningkatkan kapasitas produksi. Dengan pendekatan ganda ini, pertumbuhan tidak hanya didorong dalam jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan di jangka menengah melalui peningkatan produktivitas dan lapangan kerja,” ungkap laporan tersebut.

Meski demikian, Samuel Sekuritas juga mengingatkan perlunya tata kelola yang ketat, perencanaan matang, serta pengawasan ketat agar implementasi program benar-benar efektif. “Jika tidak dikelola dengan baik, Program 8+ bisa rentan terhadap praktik korupsi dan justru menambah beban fiskal. Karena itu, transparansi dan akuntabilitas harus dijaga dengan sungguh-sungguh,” tulis Samuel Sekuritas.

Artikel Terkait