Sekilas.co – Kredit buy now pay later (BNPL) atau paylater di perbankan dan perusahaan pembiayaan masih mencatatkan pertumbuhan yang tinggi hingga September 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan porsi kredit paylater perbankan mencapai 0,30% dari total kredit perbankan yang senilai Rp8.162,8 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengatakan bahwa kredit paylater perbankan terus menunjukkan pertumbuhan tahunan yang tinggi.
“Per September 2025, baki debet kredit BNPL sebagaimana dilaporkan dalam SLIK tumbuh 25,49% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari 32,35% YoY pada Agustus 2025, menjadi Rp25,49 triliun dari Rp24,33 triliun di bulan sebelumnya,” ujar Dian dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan OJK pekan lalu.
Dari sisi jumlah rekening, pengguna paylater perbankan tercatat sebanyak 30,31 juta rekening, naik dari 29,33 juta rekening pada bulan sebelumnya. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross kredit paylater perbankan berada di level 2,61%, membaik dibandingkan bulan Agustus yang sebesar 2,69%.
Secara keseluruhan, penyaluran kredit perbankan pada September 2025 tumbuh paling tinggi pada kredit investasi sebesar 15,18% YoY, disusul kredit konsumsi 7,42% YoY, dan kredit modal kerja 3,37% YoY.
Dari sisi kategori debitur, kredit korporasi tumbuh 11,53%, sementara kredit UMKM hanya naik tipis 0,23%.
Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit tumbuh tinggi di sejumlah sektor dengan capaian dua digit secara tahunan. Sektor pertambangan dan penggalian tercatat naik 19,15%, sementara sektor pengangkutan dan pergudangan tumbuh 19,32%.
Untuk paylater di perusahaan pembiayaan, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, menyebutkan bahwa berdasarkan data SLIK, kredit paylater di sektor pembiayaan tumbuh 88,65% YoY pada September 2025.
Angka tersebut naik dibandingkan 79,91% YoY pada Agustus 2025. “Menjadi Rp10,31 triliun dengan NPF gross sebesar 2,92%, stabil dibandingkan Agustus 2025,” ujar Agusman.
Secara total, perusahaan pembiayaan menyalurkan pinjaman senilai Rp507,14 triliun, atau tumbuh 1,07% YoY pada September 2025. Pertumbuhan ini sedikit melambat dari 1,26% YoY pada bulan sebelumnya.





