sekilas.co – Harga emas dunia ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Namun, pada pagi ini pergerakan sang logam mulia masih belum menunjukkan perubahan signifikan.
Pada Selasa (9/12/2025), harga emas dunia di pasar spot berakhir di level US$ 4.208,2 per troy ons, naik 0,43% dibandingkan hari sebelumnya.
Pagi ini, harga komoditas tersebut masih bergerak tipis. Pada pukul 07:50 WIB, harga hanya naik 0,01% menjadi US$ 4.208,5 per troy ons.
Pelaku pasar tampaknya memilih untuk menahan diri dan belum mengambil posisi agresif karena masih menunggu hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve. Pada Kamis (11/12/2025) dini hari waktu Indonesia, Gubernur Jerome “Jay” Powell dan para pejabat lain akan menyampaikan hasil pertemuan Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) terakhir di tahun 2025.
Pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 3,5–3,75%. Mengacu pada CME FedWatch, probabilitasnya mencapai 88,6%. Emas merupakan aset tanpa imbal hasil (non-yielding asset), sehingga penurunan suku bunga membuat kepemilikan emas menjadi lebih menarik.
Selain itu, investor juga menantikan rilis proyeksi ekonomi terbaru dari The Fed. Salah satu yang menjadi sorotan adalah arah suku bunga tahun 2026 yang akan terlihat melalui dot plot.
Hingga saat ini, pasar masih memprediksi The Fed akan kembali memangkas suku bunga sebanyak dua kali, masing-masing sebesar 25 bps pada 2026.
Data terbaru yang mungkin dipertimbangkan The Fed dalam menentukan kebijakan moneter adalah pembukaan lapangan kerja (job openings). Pada Oktober, angka pembukaan lapangan kerja naik 12.000 dari September menjadi 7,67 juta. Sementara pada September, angkanya melonjak 431.000 dari Agustus menjadi 7,66 juta.
Rilis data Oktober dan September dilakukan bersamaan karena pemerintahan Presiden Donald Trump sempat mengalami shutdown selama 43 hari.
Data tersebut menunjukkan bahwa kondisi pasar tenaga kerja Amerika Serikat masih cukup kuat. Dunia usaha masih aktif mencari tenaga kerja.
Karena itu, bukan tidak mungkin The Fed akan mengeluarkan pernyataan bernada hawkish, terutama terkait proyeksi kebijakan tahun 2026. Jika ini terjadi, harga emas bisa mendapat tekanan.
“Jika muncul sinyal bahwa The Fed akan menghentikan siklus pelonggaran moneter, harga emas berpeluang turun ke bawah US$ 4.000 per troy ons,” tulis riset BMI, unit dari Fitch Solutions Inc., seperti dilaporkan Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana proyeksi pergerakan harga emas pada hari ini, Rabu (10/12/2025)? Berapa level yang patut diperhatikan pelaku pasar?
Secara teknikal pada time frame harian, emas masih berada di area bullish. Hal ini terlihat dari nilai Relative Strength Index (RSI) yang berada di level 60. RSI di atas 60 menunjukkan sebuah aset berada dalam tren bullish.
Indikator Stochastic RSI tercatat di level 69, yang menandakan posisi kuat untuk area beli (long).
Pada perdagangan hari ini, pergerakan harga emas diperkirakan masih terbatas. Menjelang pengumuman hasil rapat The Fed, pasar kemungkinan belum terlalu agresif sehingga harga emas belum dapat bergerak dinamis.
Area support terdekat berada di kisaran US$ 4.205–4.203 per troy ons. Dari level tersebut, pivot point berada di US$ 4.200 per troy ons.
Support lanjutan berada pada kisaran US$ 4.190–4.179 per troy ons. Target support terjauh atau yang paling pesimistis berada di level US$ 4.127 per troy ons.
Jika harga emas mampu melanjutkan kenaikan, maka area resistensi terdekat berada di level US$ 4.214 per troy ons. Penembusan pada level tersebut dapat mendorong harga menuju US$ 4.220–4.241 per troy ons.
Sementara itu, target resistensi terjauh atau paling optimistis berada di US$ 4.287 per troy ons.





