sekilas.co – Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak dalam fase konsolidasi seiring pelaku pasar menantikan rilis data neraca pembayaran domestik untuk kuartal III-2025.
Pada pembukaan perdagangan Kamis di Jakarta, rupiah tercatat melemah 25 poin atau 0,15 persen menjadi Rp16.733 per dolar Amerika Serikat (AS), dari posisi sebelumnya Rp16.708 per dolar AS. “Rupiah diperkirakan berada di rentang Rp16.675–16.775 per dolar AS,” ujar Josua ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Hari ini, Bank Indonesia (BI) dijadwalkan menerbitkan data neraca pembayaran kuartal III-2025, termasuk transaksi berjalan.
Josua memperkirakan transaksi berjalan akan mencatat surplus 2,93 miliar dolar AS (0,79 persen dari PDB) pada kuartal III-2025, berbalik dari defisit 3,01 miliar dolar AS (-0,84 persen dari PDB) di kuartal sebelumnya, ditopang oleh peningkatan signifikan pada surplus perdagangan barang.
Dari sisi eksternal, The Bureau of Labor Statistics (BLS) AS menyatakan bahwa data ketenagakerjaan Amerika Serikat periode November 2025 akan dirilis pada 16 Desember 2025, sekitar satu minggu setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Desember 2025.
“Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa The Fed berpotensi mengambil pendekatan yang lebih berhati-hati karena tidak adanya data ekonomi terbaru,” kata Josua.
Sementara itu, risalah FOMC menunjukkan beberapa anggota mendukung mempertahankan Fed Funds Rate (FFR) hingga akhir 2025, usai pemangkasan suku bunga pada Oktober 2025, sehingga menambah ketidakpastian arah kebijakan The Fed untuk Desember.
Adapun kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI hari ini juga tercatat menguat menjadi Rp16.732 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya Rp16.760 per dolar AS.
Jika ingin versi lebih singkat atau lebih formal, tinggal beri tahu saja.
Rupiah Berpotensi Bergerak Konsolidatif, Pasar Menunggu Rilis Neraca Pembayaran
sekilas.co – Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah akan bergerak dalam fase konsolidasi seiring pelaku pasar menantikan rilis data neraca pembayaran domestik untuk kuartal III-2025.





