sekilas.co – Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat, seiring koreksi dolar AS setelah rilis data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan laporan Challenger menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja AS, yang mendorong ekspektasi bahwa bank sentral AS (The Fed) dapat menurunkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan.
Kondisi tersebut memberi ruang bagi rupiah untuk bergerak menguat terhadap dolar AS.
“Namun penguatan diperkirakan terbatas, karena investor menantikan data Cadangan Devisa Indonesia siang ini,” ujar Lukman di Jakarta, Jumat.
Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.650 hingga Rp16.750 per dolar AS sepanjang hari ini.
Meski ada potensi penguatan, rupiah tetap tertekan oleh sentimen risk-off di pasar keuangan global.
Lukman menambahkan kekhawatiran investor terhadap kemungkinan terbentuknya gelembung pada saham–saham di sektor kecerdasan buatan (AI) ikut menekan rupiah.
“Rupiah terpantau tertekan oleh sentimen risk-off di pasar ekuitas global akibat kekhawatiran bubble AI,” ujarnya.
Pada pembukaan perdagangan Jumat, rupiah melemah 4 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.705 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya Rp16.701 per dolar AS.





