sekilas.co – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), didorong oleh data pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih tinggi dari perkiraan serta meningkatnya sentimen positif dari AS.
Pada pembukaan perdagangan Kamis pagi, rupiah dibuka menguat 18 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.699 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya Rp16.717 per dolar AS. Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menilai penguatan rupiah terutama didorong oleh rilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal III-2025, yang menunjukkan kinerja ekonomi Indonesia tetap solid di tengah ketidakpastian global.
“Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS seiring data PDB kuartal III Indonesia yang lebih tinggi dari perkiraan,” kata Lukman kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Meski demikian, penguatan rupiah kemungkinan terbatas karena dolar AS masih relatif kuat setelah rilis data ketenagakerjaan dan sektor jasa AS yang positif.
Sebagaimana dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam konferensi pers Rabu (5/11), ekonomi Indonesia tumbuh 5,04 persen (year on year/yoy) pada kuartal III-2025.
Nilai PDB atas dasar harga konstan tercatat Rp3.444,8 triliun, sedangkan berdasarkan harga berlaku, PDB mencapai Rp6.060,0 triliun.
Selain faktor domestik, sentimen eksternal turut memperkuat posisi rupiah. Harapan bahwa Mahkamah Agung (MA) AS akan membatalkan kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap beberapa negara dinilai mendorong minat terhadap aset berisiko, termasuk mata uang negara berkembang.
“Sentimen risk on dari harapan MA AS membatalkan kebijakan tarif Trump juga mendukung pergerakan rupiah,” tambah Lukman.
Lukman memproyeksikan pergerakan rupiah hari ini akan berada di kisaran Rp16.650–Rp16.750 per dolar AS.
Rupiah Menguat Didorong Data PDB Kuartal III dan Sentimen AS
sekilas.co – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), didorong oleh data pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih tinggi dari perkiraan serta meningkatnya sentimen positif dari AS.





